Saat ini, cloud computing digunakan sebagai kunci utama dalam melakukan transformasi bisnis dan percepatan persebaran dalam modernisasi infrastruktur IT. Jika dilihat dari pengaruh biaya, cloud computing atau komputasi awan telah menjadi salah satu tren yang paling menentukan lima tahun terakhir. Cloud computing sendiri adalah kombinasi pemanfaatan jaringan internet yang berfungsi untuk menyimpan berbagai file dalam basis data.
Dawasa ini perusahaan dalam melakukan investasi cloud computing terus berkembang pesat, sebagai contoh prediksi yang dilakukan oleh International Data Corporation (IDC) pada Worldwide Semiannual Public Cloud Services Spending Guide mengukapkan bahwa biaya yang dihabiskan oleh India dalam layanan infrastruktur public cloud mencapai $2,9 miliar pada tahun 2019 naik 34,5% dibandingkan tahun 2018.
IDC juga memprediksi pertumbuhan pasar akan meningkat sesuai dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 33,9% dalam investasi layanan public cloud.
Tahun 2020 ini juga cloud computing diharapkan akan mendominasi pasar, akan terus menjadi teknologi yang diminati seperti beberapa temannya, artificial intelligence (AI), blokchain dan internet-of Things (IoT). Tahun ini juga, para IT expert melihat adanya 5 tren cloud computing yang bisa memberikan nilai bisnis perusahaan, apa saja? simak artikelnya.
Keberlanjutannya Hybrid Cloud
Dalam dunia multi-cloud, cloud hybrid akan terus menjadi deployment model karena fleksibilitas yang ditawarkan ke perusahaan oleh para penyedia cloud. Perusahaan riset seperti Gartner, misalnya memperkirakan bahwa pada tahun 2020, sebanyak 75% perusahaan akan menggunakan multi cloud atau hybrid cloud.
Begitu juga riset yang dilakukan oleh MarketsandMarkets, memperkirakan permintaan akan hybrid cloud didorong oleh beberapa factor, seperti biaya, efisiensi, skalabilitas, agility dan keamanan. Perusahaan tersebut memprediksi bahwa pasar hybrid cloud akan tumbuh sekitar $44,6 miliar pada tahun 2023 dan mengalami pertumbuhan CAGR sebesar 17%.
Perusahaan percaya bahwa hybrid cloud memberikan skala ekonomis dan keamanan dalam lingkup informasi sensitive pada bisnis.
Edge Computing akan terus eksis
Dalam surveinya, Cisco memprediksi jumlah perangkat yang terhubung ke jaringan IP akan meningkat 3 kali lebih banyak daripada jumlah populasi yang terjadi pada tahun 2022. Demikian pula, studi yang dilakukan Gartner pada tahun 2019 lalu terdapat 14,2 miliar yang saling terhubung dan total ini akan terus meningkat hingga 25 miliar pada tahun 2021.
Begitu juga studi yang dilakukan oleh McKinsey, mereka mengklaim bahwa ada 127 perangkat IoT yang terhubung ke internet setiap detik. Semua prediksi ini tentu jelas memiliki dampak yang besar tentang bagaimana data center dibangun, karena perusahaan manapun mengharapkan data center yang lebih simple dan dapat ditempatkan dimana data-data itu dihasilkan.
Tentunya tren ini memberikan peningkatan pada edge computing. Gartner menyatakan pada tahun 2021 sekitar 75% dari data yang dihasilkan perusahaan akan disimpan pada edge computing. Demikian pula, laporan IDC FutureSpace yang meyatakan bahwa pada tahun 2022, sekitar 40% perusahaan akan meningkatkan biaya investasi dibidang IT khususnya pada edge locations.
Hyperscale Data Centers Set to Scale Up
Di era digital, bisnis beroperasi dengan kecepatan yang tinggi. Bisa dibilang saat ini merupakan zaman yang serba instan dan perusahaan tidak dapat menunggu lebih lama lagi dalam hal pelayanan seperti yang ditawarkan pada sistem tradisional.
Perusahaan membutuhkan infrastruktur IT yang dapat meningkatkan kecepatan untuk menyediakan permintaan pada hyper-sclae data centers. Hyper-scale mengacu pada kemampuan sistem atau arsitektur IT untuk melakukan pengukuran dengan tepat terhadap meningkatnya permintaan. Sebuah laporan dari Markets&Markets melihat pasar hyper-scale data center akan tumbuh sebesar $25.08 miliar pada tahun 2017 hingga $80,65 miliar pada tahun 2022, CAGR sebesar 26,32%.
Cisco memperkirakan bahwa pada tahun 2021, lalu linta hyper-scala data center akan naik empat kali lipat atau 55% dari semua lalu lintas data center pada tahun 2021.
Penetapan Hyperconverged Infrastructur untuk Meningkatkan Interest
Hyperconvergence-kerangka kerja IT yang mengintergrasikan sistem penyimpanan, server dan jaringan ke dalam satu platform tunggal. Platform ini dirasa menjadi pilihan teknologi terpopuler karena kelebihannya yaitu pemantauan yang terpusat, membuat lingkungan lebih sederhana dan meningkatkan skalabilitas.
Gartner memperkirakan bahwa pada tahun 2020, sebesar 20% aplikasi yang saat ini digunakan pada infrastruktur IT akan beralih ke hyperconverged infrastructure (HCI). Banyak perusahaan yang mengatakan bahwa solusi HCI menjadi alternative yang ideal untuk platform public cloud, karena sistem ini mudah dikelola dan dapat membantu mengurangi biaya dibandingkan dengan traditional data center systems.
Peningkatan Penggunaan AI pada Data Center
Tahun 2020 kita akan melihat banyaknya penggunaan AI pada data center. AI dapat digunakan untuk menghemat energy hingga mendeteksi kegagalan server atau perangkat keras jaringan. AI juga dapat digunakan untuk melakukan tindakan preventif dari kegagalan yang mungkin terjadi.
Platform berbasis AI ini juga dapat membantu data ceter dalam menganalisis data yang telah lama dan mendistribusikan beban kerja agar lebih efisien. AI juga dapat membantu perusahaan dalam memecahkan masalah. Gartner memperkirakan bahwa pada tahun 2020, sebanyak 75% organisasi akan mengalami downtime pada proses bisnis, ini terlihat karena adanya kesenjangan keterampilan infrastruktur IT.