Saat ini transformation digital menjadi perhatian utama perusahaan dengan berbagai macam latarbelakang industri, dimana manajemen mulai menerapkan konsep remote working. Beberapa perusahaan sudah memiliki infrastruktur tepat untuk bekerja dari rumah, tetapi masih banyak juga perusahaan yang belum memiliki infrastruktur yang “mumpuni”.
Beberapa juga sudah memiliki tools, hardware atau sistem untuk menunjang aktivitas bekerja dari rumah, tetapi belum dibekali kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Bahkan, sebagian perusahaan lainnya masih belum memulai atau masih berada di tahap awal dalam adaptasi transformasi digital.
Jika kita lihat, banyak juga di sektor jasa keuangan yang enggan untuk berubah atau beradaptasi ke sistem yang lebih modern. Mereka masih mengandalkan teknologi tradisional hasil warisan masa lalu untuk melindungi data customer dan mematuhi peraturan pemerintah.
“Sejujurnya salah satu tantangan terbesar kami adalah legacy technology,” kata Melanie Frank, Vice President of Technology at Capital One. “Teknologi lama lebih mengandalkan proses batch yang terbilang jarang dan tidak bisa memberikan customers kami pengalaman secara real-time sesuai yang mereka harapkan,” tambahnya.
Pada event virtual Google Cloud Next’20: On Air, Frank dan pakar industri keuangan lainnya akan membahas keadaan sektor keuangan di dalam hal transformasi digital. Tidak hanya itu, Frank akan membahas juga bagaimana teknologi dapat membantu lembaga keuangan mulai dari memberikan customer experience, merampingkan proses dan reduce errors.
Investment Paid Off
Ketika pandemic dimulai dan industri perbankan harus menyesuaikan diri dengan sistem remote workforce dimana secara otomatis customers berkurang secara signifikan. Keadaan tersebut bisa dibilang transisi yang cukup berat bagi sektor perbankan. Banyak industri yang terjebak dalam sistem atau teknologi lama yang sudah tidak kondusif untuk pengalaman pelanggan atau lingkungan kerja di era digital.
Di Capital One sendiri sudah familiar dengan konsep transformasi digital. Frank menjelaskan “kami sebenarnya telah melakukan perjalanan transformasi digital mulai dari tujuh tahun yang lalu secara komperhensif, menata ulang mulai dari budaya, kemampuan, hingga infratruktur teknologinya”.
“ Sehingga, ketika dunia mendadak berubah seperti saat ini kita semua sudah siap”, tambahnya.
“Kami memiliki peraturan selama beberapa waktu, karyawan dapat bekerja dari mana saja, diperangkat apapun dan kapan saja,” kata Frank. “Investasi yang kami lakukan pada infrastruktur teknologi, misalnya pada VPN capabilities, video conferencing dan semua kolaborasi, terbayar.”
Menerapkan transformasi semacam ini tentunya tidak mudah. Butuh waktu lama untuk berpaling dari teknologi lama.
Ia menambahkan “pembelajaraan terbesar kami adalah kami tidak bisa berinvestasi secara besar-besaran untuk mengubah manajemen.”
Bagaimana IT dapat Mengaktifkan Budaya Inovasi?
Budaya perusahaan seringkali dibangun secara vertical. Sangat penting bahwa lembaga keuangan memiliki pemimpin yang menghargai dan mendukung nilai-nilai dari transformasi digital agar proses transformasi bisa berhasil.
“Dalam dunia yang bergerak cepat, inovasi adalah pusat dari semua kegiatan yang kami lakukan,” kata Sarthak Pattanaik, CIO at BNY Mellon Government Securitues Service Corp. “Kami memilki budaya yang gesit, menumbuhkan keingintahuan, keragaman pemikiran dan eksperimen.”
Meskipun teknologi cloud dapat menjadi bagian penting dari transformasi digital, bukan berarti semua infrastruktur perusahaan harus berbasis cloud. Di BNY Mello, perusahaan menggunakan gabungan teknologi cloud dan on-premises environments untuk terus berinvovasi menciptakan layanan yang kuat.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah melakukan investasi dalam jumlah besar dalam memodernisasi platform transaksi secara aman pada on-premise infrastruktur,” kata Pattanaik.
Apakah lembaga keuangan mengadopsi teknologi cloud atau cara lain dalam memberikan pelayanan terbaik bagi customersnya, tapi yang harus diingat bahwa perusahaan tidak dapat lagi menunda transformasi digital. Dengan budaya dan rencana perusahaan yang tepat, mereka dapat beralih dengan sukses ke era selanjutnya.