Sudah kita bahas di artikel sebelumnya mengenai mana lebih baik VDI vs VPN? dan penilaian apa saja yang bisa Anda lakukan dalam menentukan teknologi terbaik yang dapat Anda terapkan. Pada artikel ini akan dibahas mengenai bagaimana penggunaan VDI dan VPN yang tepat untuk para remote workers? Simak penjelasan selengkapnya.
Pertama-tama, VDI sendiri secara sederhana dapat menggambarkan sebuah scenario di mana para users dapat mengakses desktop berbasis Windows 10 dari jarak jauh sebagai VM (virtual machine) pada server di datacenter. Namun untuk mendefinisikan lebih dalam lagi mengenai VDI perlu menambahkan scenario di mana users dapat terhubung ke Windows desktop dari beberapa perangkat secara acak.
Untuk VDI traditional bisa memiliki arti multi-session RDSH hosted desktops atau bisa dikatakan bahawa VDI atau teknologi RDSH berjalan di cloud yang dibayar untuk as a service (DaaS, Microsoft WVD, dll).
Teknologi dari keluarga VDI ini dapat dikelompokan berdasarkan beberapa karakteristik, antara lain:
- Tidak menjadi masalah untuk perangkat apapun yang users milikki di rumah. Mungkin bisa berupa Windows computer yang modern, Ipad, Kid’s Chromebook, MacBook versi lama, dll. “Push it/pull it/drag it/tow it! We can make it work!”
- Untuk terhubung ke VDI desktop tidak memerlukan keahlian IT tingkat tinggi untuk pengguna di rumah. Para users dapat mengarahkan ke halaman website dan melakukan log in, selanjutnya users dapat mengakses Windows desktops perusahaan hanya dalam beberapa menit saja.
- “Built-in” security, karena semua aplikasi dan data berada di server atau cloud, jadi Anda tidak perlu khawatir file hilang atau dicuri ketika disimpan di perangkat rumah.
VDI juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Dalam merancang dan membangun lingkungan VDI bisa dikatakan cukup rumit. Jika saat ini Anda belum implementasi teknologi VDI maka Anda perlu bekerjasama dengan tenaga ahli untuk membantu merancang dan membangunnya. Proses tersebut akan memakan waktu cukup lama mengingat saat ini sedang diberlakukan social distancing dan WFH.
- Penggunaan di rumah akan membutuhkan koneksi internet yang stabil agar dapat berjalan dengan baik.
- VDI membutuhkan lebih banyak bandwidth dan server dengan kinerja yang lebih besar dan multiple monitor.
- Tidak semua aplikasi bekerja dengan baik melalui koneksi jarak jauh dengan menggunakan VDI desktop audio/video conferencing. Tapi faktanya aplikasi tersebut justru yang paling sering digunakan oleh para users saat bekerja dari rumah.
- Selamat, jika Anda sudah memiliki VDI yang digunakan dari kantor, kemudian jika Anda ingin menggunakannya di rumah saja maka mungkin Anda akan mengalami keterbatasan bandwidth dengan koneksi internet di perusahaan Anda.
- VDI bisa jadi lebih mahal karena Anda membutuhkan semua server hardware untuk menjalankan penggunaan desktops. Jadi, jika Anda membeli laptop untuk para users, kemudian mereka menggunakan laptop tersebut untuk mengakses VDI sama saja dengan Anda membayar dua kali lipat untuk setiap desktops.
Menggunakan VPN untuk remote workers
Pilihan VPN pada dasarnya sama seperti penggunaan laptop di rumah dan akses aplikasi yang diinstall di laptop masing-masing users. Namun, untuk kebutuhan para users seperti berbagi file, system database perusahaan, dan lain sebagainya, mereka harus terhubung ke VPN untuk masuk ke jaringan perusahaan dari rumah.
Sekali lagi, VPN memiliki aspek menarik, termasuk:
- Jika Anda sudah memfasilitasi para users dengan laptop perusahaan, maka Anda tidak perlu melakukan apapun lagi. Cukup beri tahu para users untuk membawa pulang laptop mereka dan mulai melanjutkan pekerjaan di rumah.
- Memilih VPN sebenarnya tidak memerlukan banyak persiapan atau pembelian, (misal, Anda tidak memerlukan server VDI yang mahal dan membayar bulanan per user untuk Daas). Sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan langsung melalui laptop.
Namun, VPN memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
- Semua aplikasi Anda akan beroperasi secara local di rumah, Anda harus mempelajari bagaimana menginstall aplikasi tersebut dan bagaimana Anda bisa meng-update-nya.
- Tapi, bagaimana jika laptop yang dimiliki users memiliki versi lama dan tidak dapat menjalankan semua aplikasi?
- Apakah semua akan berjalan dengan baik jika data atau file yang digunakan users akan di copy ke laptop yang mereka bawa ke rumah?
- VPN memposisikan laptop users berada pada jaringan perusahaan, meskipun mereka ada di rumah. Lalu bagaimana dengan Patch Tuesday, di mana Anda mungkin memiliki software distribution infrastructure (WSUS, distribution servers, BranchCache, P2P, dll)? Akankah VPN dan internet pipe perusahaan Anda dapat menangani semua patches melalui jaringan perusahaan? Akankah users yang tidak menggunakan VPN mendapatkan pembaruan?
- Untuk para users yang tidak difasilitasi laptop perusahaan, akan sangat sulit untuk menyiapkan dan menjalankan laptop baru atau milik pribadi dengan semua aplikasi yang terpasang dan dikonfigurasi 100% saat users berada di rumah.
- Sebagian besar software VPN melakukan pemeriksaan keamanan sebelum mengizinkan para users untuk terhubung ke VPN. Misalnya, pemeriksaan ini mungkin untuk memastikan bahwa perangkat sudah diperbaharui dengan patch, antivirus, dll. Jika semua orang yang bekerja dari rumah menunda proses update maka sama saja memberi peluang untuk meningkatkan risiko keamanan.
Meski begitu, kelebihan dan kekurangan VPN ini memiliki beberapa catatan. Misalnya, pernyataan sulit untuk mengkonfigurasi laptop baru dari jarak jauh dan hanya berlaku jika Anda menggunakan tools seperti PCLM versi lama (Microsoft SCCM, GPO, on-prem AD, VPN, dll). Jika Anda memiliki modern management platform (VMware Workspace One, dll), Anda bisa memanfaatkan modern, cloud-based capabilities dari Windows 10 untuk memungkinkan users mendaftarkan sendiri laptop mereka dengan cara yang mudah. Sehingga laptop bisa otomatis untuk mengunduh, memperbaharui, mengamankan dan mengkonfigurasi melalui teknologi cloud.
Namun, Anda harus sudah melakukan pekerjaan secara teknikal dalam menyiapkan dan memfasilitasi hal tersebut. Jadi, jika Anda dalam proses migrasi atau sudah bermigrasi, Anda dapat melakukan proses pengelolaan dari Windows 10 ke Workspace ONE UEM, kemudian Anda sudah siap untuk menggunakannya.
Bagaimana dengan users yang tidak memiliki komputer di rumah?
Banyak pekerja kantor tidak memiliki laptop perusahaan, jadi jika pekerja tersebut ingin bekerja dari rumah, Anda harus memikirkan tentang pilihan apa yang harus diambil:
- Anda memfasilitasi para users dengan perangkat laptop dan mengirimkannya ke rumah mereka.
- Anda memberi tahu mereka untuk menggunakan computer yang mereka miliki.
- Anda meminta mereka untuk membeli laptop di e-commerce
- Anda memberi tahu merka untuk menggunakan handphone atau tabletnya saja.
Kesimpulan
Pertimbangan terbesar Anda adalah apakah akan menggunakan VDI vs VPN, semua ini disesuaikan dengan tingkat kenyamanan Anda. Pilihan mana yang menurut Anda akan menghabiskan paling banyak effort dalam implementasinya.
Baik VDI desktop atau laptop secara fisik memerlukan banyak pekerjaan secara teknikal agar dapat berfungsi dengan baik. Dengan VDI, Anda harus memikirkan tentang server, IOPS, disk images, application layering, printing, user profiles, login timer, number of monitors, GPUs, pixels dan bandwidth, client updates, dan lain sebagainya.
Hal yang sama juga berlaku untuk laptop Windows yang akan terhubung melalui pilihan VPN. Perancang desktop akan menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk merancang dan menganalisa tentang bagaiamana aplikasi diinstal dan dikonfigurasi, menyiapkan semua alat keamanan, enkripsi disk, pemantauan, software pathes dan updated, VPN tunnels dan banyak lain lainnya.
Jadi, pertanyaan “mana lebih baik VPN vs VDI” semua dikembalikan lagi berdasarkan kenyamanan dari sisi Anda. Hal yang sama juga berlaku untuk VPN dan laptop. Jika satu-satunya pengalaman Anda mengelola perangkat Windows didasarkan hanya pada sumber daya yang ada di kantor, maka dalam mengelola remote laptop akan penuh dengan effort mengingat tantangan yang akan diciptakan selama hadirnya karantina.
Penutup
Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun global seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia.