Istilah “Big Data” pertama kali muncul sekitar 15 tahun lalu untuk memberi penamaan pada volume data yang semakin besar, beragam dan kompleks yang tidak mudah dikelola oleh praktik pengelolaan data secara tradisional. Dalam beberapa tahun terakhir, ketika transformasi digital mulai bekembang, big data muncul sebagai kunci utama untuk melalui proses tersebut.
Kemampuan menganalisis data terstruktur dan tidak terstruktur dalam jumlah besar untuk mendapatkan insight secara real time menjadi bagian dari dari upaya transformasi digital. Karena insight yang didapatkan diperoleh melalui big data analytics dan digunakan untuk mendorong digitization dan automation pada alur kerja.
Selain itu, transformasi digital hadir sebagai bagian dari upaya organisasi untuk memanfaatkan asset data yang terus bertambah dengan sebaik-baiknya. Transformasi digital adalah tentang bagaimana mengubah perusahaan Anda untuk mendasarkan semua keputusan pada data. Sehingga bila disimpulkan big data adalah kemampuan untuk menyimpan semua data yang tersedia dan dapat diproses atau dikonsumsi oleh perusahaan.
Perusahaan IT dapat memanfaatkan big data untuk tujuan pelaporan dan peningkatan proses. Namun, hal utamanya adalah berasal dari kemampuan untuk menggabungkan big data dengan upaya transformasi digital, men-digitalisasi dan otomatisasi seluruh proses sehingga meningkatkan efisiensi dan model bisnis baru. Seperti yang dikatakan oleh Prashant Kelker-pakar IT dari ISG “Transformasi digital adalah jalannya, Big data adalah salah satu caranya.”
Bagaimana big data membuka jalan transformasi digital?
Data yang besar dapat menjadi solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan internal perusahaan. Data dalam jumlah besar dikelola dengan baik maka akan memberikan pemahaman yang lebih baik juga tentang proses bisnis, customers, dan market ketika diintegrasikan dalam program analytics atau AI.
Data yang besar tidak akan berfungsi tanpa program atau ide rencana yang matang. Semakin banyak data yang dimasukkan ke program maka proses transformasi digital akan membuahkan hasil yang baik.
Seiring bertambahnya jumlah perangkat IoT, wearables, smartphone dan machine sensor lainnya, bertambah pula jumlah data yang dihasilkan. Kombinasi dari data IoT, kemampuan data analytics dan transformasi digital memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan secara real time dengan kebutuhan customers dan memprediksi perilakunya di masa depan.
Begitu juga dengan berkembangnya penggunaan perangkat yang terhubung ke internet, model bisnis digital berbasis data, serta peningkatan ekosistem bisnis yang terhubung secara global dan integrated value chains. Dimana tiga hal tersebut menuntut perusahaan untuk membangun platform digital modular namun kohesif yang didukung oleh data yang besar dari berbagai sumber.
Bertujuan untuk integrasi, bukan isolasi
Fokus dari teknologi digital adalah memperoleh nilai paling banyak dari data besar sehingga memungkinkan para IT leaders untuk membangun data center. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan dan menyusun data dari berbagai sumber. Banyak vendor big data menawarkan analytics dan algoritma machine learning yang tersedia untuk dimanfaatkan oleh para IT leaders.
Namun, data besar dan proses transformasi digital harus didefinisikan dengan jelas untuk perusahaan dan industri tertentu. Misalnya, suatu industry harus menentukan terlebih dahulu apakah tujuannya untuk meningkatkan revenue atau untuk memangkas biaya. Dengan begitu para IT Leaders akan menentukan strategi big data, IoT dan cloud untuk mencapai tujuan tersebut.
Perusahaan yang sukses mengambil pendekatan proaktif
Dalam beberapa kasus, upaya data besar sebenarnya dapat menghambat transformasi digital, terutama jika datanya tidak didukung oleh program tata kelola data yang solid. Perusahaan tidak bisa begitu saja memiliki akses ke lebih banyak data tanpa metadata management, data quality, data catalog, dan kemanan yang tepat.
IT leaders yang sukses adalah yang menggunakan data besar untuk membantu transformasi digital dengan pendekatan proaktif, dimana mereka mulai dengan strategi pengelolaan data.
Perusahaan yang berinvestasi dalam tata kelola data serta advanced analytics dan machine learning melihat benefit yang didapatkan perusahaan ketika mengkombinasikan data besar. Mulai dari peningkatan efisiensi proses, peningkatan revenue hingga peningkatan pengalaman pelanggan.
Transformasi digital rantai pasokan (digital transformation of supply chain) adalah contoh yang baik di mana kebutuhan untuk membangun ketahanan proses yang dibutuhkan oleh perusahaan ketika memulai perjalanan transformasi digital.
Penutup
Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun global seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, JDE Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia.