Oleh: Kodrat Wahyudi
Sebagaimana diketahui bersama, pandemi Coronavirus telah membuktikan sesuatu dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah penyelamat. Dari sekedar membantu pengusaha menjalankan bisnis dari rumah hingga memfasilitasi tata kelola jarak jauh, teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan dunia untuk terus bergerak maju meskipun ada situasi lockdown dimana-mana.
Bidang lain di mana TIK membuat dampak yang luar biasa adalah di bidang akademik. Lebih banyak sekolah dan perguruan tinggi telah mulai mengadopsi TIK untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh. Secara khusus, teknologi informasi dan komunikasi di dunia akademis digunakan untuk mengimplementasikan media sosial di lingkungan belajar. Penggunaan TIK dan jejaring media sosial untuk memberikan pembelajaran inilah yang dikenal sebagai Education Networking (Jejaring pendidikan).
3 cara di mana Education Networking akan mengubah lanskap akademis global
1. Education Networking akan mencegah lembaga-lembaga tertahan oleh kondisi yang membatasi.
Covid19 telah memaksa sekolah dan perguruan tinggi di seluruh dunia untuk menutup pintunya. Meskipun benar bahwa hal ini tidak terlalu mempengaruhi institusi di negara dunia pertama, hal ini telah menimbulkan banyak masalah bagi sekolah di negara dunia kedua dan ketiga.
Namun, dengan penetrasi ponsel dan akses ke internet yang meningkat dengan sangat cepat, sebagian besar negara memiliki akses ke media sosial. Platform seperti Facebook digunakan oleh sekolah dan perguruan tinggi untuk membentuk grup dan komunitas tempat guru dan siswa dapat berinteraksi. IGTV dan YouTube digunakan oleh sekolah untuk berbagi video pengajaran di kelas, sementara situs pesan sosial digunakan untuk berbagi tugas kelas, pekerjaan rumah, dan ujian (yang biasanya ditulis di kertas).
2. Education Networking akan memberikan kesempatan akademis dan profesional yang lebih besar bagi siswa
Dalam lingkungan akademik tatap-muka, siswa seringkali hanya memiliki akses kepada guru-guru tertentu. Tapi media sosial bisa mendobrak sekat dan batasan-batasan yang membatasi relasi guru-murid tersebut.
Saat ini, pengajar memiliki opsi untuk mengundang pembicara tamu dari seluruh dunia untuk membagikan pengetahuan dan keahliannya kelas bagi siswanya di social platforms. Peserta didik dapat terlibat dengan para pemikir paling cemerlang di dunia dan bahkan membangun jaringan dengan pakar industri untuk magang atau tawaran pekerjaan di masa mendatang. Konten ini tersedia 24/7, sehingga memudahkan siswa untuk mengunjungi kembali kelas mereka saat mereka membutuhkannya.
Dengan menggabungkan media sosial dengan teknologi informasi dan komunikasi lainnya seperti email, semakin meningkatkan kemampuan pelajar untuk keluar dari lingkungan awal mereka dan mengakses peluang akademis dan profesional yang lebih baik.
3. Education Networking akan menanamkan dan mendorong peradaban masa depan di lingkungan akademik
ICT dan media sosial dapat membantu sekolah dan perguruan tinggi memberdayakan diri mereka sendiri dengan pengetahuan teknis dan kecerdasan media sosial, untuk mempersiapkan seluruh institusi akademik mereka di masa depan. Sebelum pandemi, sejumlah besar institusi akademis sangat tertinggal dalam kesiapan mereka untuk menangani insiden kritis. Tapi sekarang, karena guru, siswa, staf administrasi, dan orang tua secara kolektif belajar bagaimana menggunakan “education networking” baik untuk keterlibatan formal maupun informal, mereka akan siap untuk menghadapi tantangan masa depan yang berkembang.