Berca Live Webinar: Sukses Transformasi Digital dengan JD Edwards Orchestrator

 

 

Kembali PT Berca Hardayaperkasa (BHp) baru saja menyelenggarakan event rutin Berca Live Webinar dengan tema “Go Digital Transformation” (19/11). Event webinar yang membahas tentang transformasi digital ini merupakan kolaborasi antara Berca dan Oracle dalam membantu banyak bisnis beradaptasi dan berlomba dalam mempersiapkan masa depan digital yang datang lebih cepat dari perkiraan dengan solusi JD Edwards.

 

Transformasi digital yang sukses

 

Kita lihat saat ini digital transformation berjalan begitu lancar. Teknologi cloud, social media, mobile phone dan big data merupakan alat pendorong yang dibutuhkan di era digital ini, di mana dunia digital dan fisik berkolaborasi untuk mempermudah aktivitas manusia. Tidak lupa, para customers sudah hidup di dunia serba digital. Lalu bagaimana Anda bisa memastikan bahwa perusahaan Anda tetap menyediakan keinginan dan kebutuhan customers?

 

Transformasi digital

 

Tidak dapat dipungkiri faktanya bahwa manusia saat ini selalu terhubung dengan jaringan internet. Sepanjang siang dan malam manusia tidak bisa jauh dari smartphone, misalnya untuk bekerja, belanja kebutuhan dan sekedar sharing pengalaman. Tanpa sadar kita sudah terhubung dengan segalanya di dunia ini.

 

Kecepatan respon di dunia digital juga dibutuhkan oleh para users, seperti respon cepat Q&A hingga pengiriman produk yang kilat. User menginginkan produk dan layanan yang dipersonalisasi dengan cepat. Untuk bisnis, hal terpenting adalah untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh customers mereka. Jika tidak, mereka mungkin akan menghadapi keadaan yang sama seperti perusahaan Kodak.

 

Transformasi digital: apapun dan siapapun saling terhubung

 

Transformasi digital adalah tentang perubahan dan dampak yang diciptakan oleh teknologi pada proses dan kehidupan bisnis terhadap manusia dan masyarakat. Bisnis digital menggunakan jaringan digital untuk mendukung hubungan erat antar karyawan, customers, suppliers dan pihak-pihak lainnya. Dalam tahap transformasi lanjutan, machine learning dan teknologi canggih dari analytics dibuat saling terhubung untuk mengoptimalkan seluruh rantai pasokan. Di dunia digital semuanya diukur dan data yang dihasilkan digunakan untuk membuat keputusan secara otomatis.

 

 

Namun faktanya sebagian besar perusahaan belum berada pada tahap ini. Untuk melangkah ke masa depan, peluang baru dari mobile application, social media dan big data harus dimanfaatkan. Sebenarnya ini proses yang mudah untuk direalisasikan bagi para start up, tetapi cukup sulit bagi perusahaan yang harus mengubah cara mereka berbisnis. Perusahaan perlu mengganti atau memperluas jalur konvensional untuk bagian produksi, penjualan dan pemasaran untuk menyediakan layanan digital yang lebih cepat kepada customers.

 

Dalam semua revolusi industri, pioneering technologies menjadi pendorong perubahan. Namun, pada akhirnya orang-orang harus bekerja dan berkolaborasi dengan teknologi baru ini. Budaya bisnis baru harus mengikutsertakan generasi milenial yang dapat menganalisa bagaimana karakteristik dari tiap-tiap customers. Perusahaan dengan open culture dan entrepreneurial mentality akan merespon perkembangan pasar lebih cepat. Dalam budaya seperti ini, manajemen dan karyawan akan cepat mengikuti tren secara signifikan.

 

Measurement dan data combination menjadi kunci sukses keberhasilan transformasi digital

 

Informasi menjadi kekuatan di era digital. Banyak informasi yang datang dari luar maupun dalam perusahaan. Akibatnya, penting untuk perusahaan ingat bahwa informasi harus selaras dengan kebutuhan customers setiap saat. Data yang dihasilkan dari interaksi ini dapat digabungkan dengan data lain sehingga mencipatakan valuable insight. Proses ini tentunya membutuhkan banyak teknik, mulai dari analisa data banyaknya klik pada website hingga mengukur preferensi produk customers di social media.

 

Kehadiran teknologi baru dapat membantu proses ini, tidak hanya dalam komunikasi antara bisnis dan customers, tetapi juga dalam memfasilitasi koordinasi antara karyawan dan mesin. Bisnis menghasilkan aliran data yang konstan, dari purchase order dan payment records. Dengan menggunakan big data, visual analytics dan business intelligence, data dari berbagai sumber dapat dianalisis dan digunakan untuk membantu dalam membuat keputusan yang tepat.

 

Data memberikan pandangan yang lebih baik pada rantai pasokan

 

Salah satu contoh praktis adalah AACo sebuah produsen daging sapi terbesar di Australia. AACo menggunakan big data, sensor dan mobile application untuk mengelola asetnya saat memantau sapi dan pompa air. Berkat JD Edwards dan alat seperti smart watches, karyawan dapat menemukan lokasi ternak dan memeriksa pompa air. Tentunya teknologi ini memberikan kendali yang lebih baik terhadap asetnya.

 

Pengambilan keputusan juga bisa sepenuhnya otomatis, seperti halnya stock management. Trek Bicycle telah melakukan uji implementasi konsep yang cukup menarik. Mereka coba menempatkan sensor di supply location yang dapat mengkomunikasikan berapa stock level di lokasi dalam satuan sentimeter melalui internet. Jika stock yang ada saat ini lebih rendah dari atau identic dengan jumlah yang dipesan, sensor ID dapat diterjemahkan sebagai item number. Sehingga users dapat melihat outstanding purchase orders yang belum dibayar untuk segera dibuat. Jika tidak ada, layanan web akan menyiapkan pesanan pembelian baru dan pembeli diberi tahu melalui email pada saat yang sama.

 

Proses ini  terlihat mustahil, tetapi banyak sekali peluang bagi perusahaan untuk melakukan digital transformation. Satu-satunya hal yang menghambat perusahaan untuk bertransformasi adalah kesuksesannya saat ini. Semakin baik, semakin sedikit dorongan untuk memulai cara kerja dan berpikir yang baru. Ingat, dunia telah berubah dan sekarang waktunya Anda dan perusahaan untuk berubah.

 

 

Salah satunya adalah Oracle yang baru-baru ini memperkenalkan JD Edwards Orchestrator. Sebuah alat dari IOT Orchestrator yang berfungsi sebagai lapisan atas dari Application Interface Services (AIS) Server. Orchestrator dikembangkan untuk membuat data mentah (raw data) dari external tools, system dan application agar siap digunakan dalam JD Edwards.

 

Saat Orchestrator mempertahankan simplicity yang diperlukan oleh business analysts untuk membuat orkestrasi adalah memasukan Groovy scripting dan Rest calls ke external systems. Sehingga memudahkan programmers proses orkestrasi tanpa batas  yang lebih kompleks. Proses ini sesuai dengan konsep dari Citizen Developer. Orchestrator saat ini menjadi bagian dari standard license sehingga tersedia secara gratis. Untuk informasi lebih lanjut mengenai JD Edwards Orchestrator hubungi di sini.

 


 

Penutup

Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun dunia seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia, JD Edwards  dan Sophos Indonesia.