6 Tren Teratas Gartner yang Berdampak pada Infrastructure & Operation di Tahun 2021

 

Remote work dan peralihan cara bekerja ke teknologi cloud diperkirakan akan terus mendorong trend infrastructure dalam waktu 12 hingga 18 bulan ke depan.

 

Pada akhir 2023,  lebih dari 90% perusahaan Infrastructure dan Operations (I&O) memilih untuk mempekerjakan karyawan mereka dengan cara remote work. Memang benar, COVID19 mempercepat tren ini, tetapi perlu Anda ketahui juga bahwa transformasi ini merupakan hasil dari perubahan sifat yang dimiliki infrastruktur akibat beralihnya ke teknologi cloud dan edge.

 

“Trends like anywhere operations and core modernization have been moving to the forefront of the I&O organization for years, but the pandemic rapidly accelerated them to the point where they’ll have a transformational impact in the near future,”  Jeffrey Hewitt, Research VP, Gartner.

 

 

Berikut adalah enam tren utama yang akan memengaruhi I&O dalam kurun waktu 12 hingga 18 bulan ke depan dan apa saja langkah-langkah yang perlu perusahaan ketahui untuk mengimplementasikanya.

 

Trend No.1: Anywhere operations

 

Bergesernya model pekerjaan ke remote work telah memaksa perusahaan untuk melihat manfaat dari remote work. Perusahaan dapat melihat bahwa proses I&O yang masih mengadopsi teknologi tradisional membuat perusahaan rapuh saat menghadapi disruption.

 

I&O harus dapat mendukung proses operasi perusahaan yang terdistribusi saat bekerja di mana saja. Selain memberikan lebih banyak fleksibilitas, kegiatan bekerja di mana pun menguntungkan perusahaan dengan memperluas talent landscape, karena tim I&O tidak terikat oleh lokasi geografis tertentu.

 

Untuk memungkinkan bekerja di mana saja, para I&O leaders harus menilai kelayakan untuk setiap unit bisnis. Tentukan di mana lokasi yang tepat untuk bekerja jarak jauh, dan dapat mengembangkan rencana untuk memungkinkan tim bekerja secara dinamis baik di lokasi maupun dari jarak jauh.

 

Trend No. 2: Optimal infrastructure

 

Infrastruktur yang optimal dapat menggeser I&O dari “infrastructure & operations” menjadi “integration & operations.” Pilihan infrastruktur yang berbeda seperti cloud, edge atau teknologi baru seperti computational storage, mungkin berlaku untuk lokasi dan beban kerja yang berbeda. Ini menjadi tanggung jawab utama I&O untuk menentukan infrastruktur mana yang paling sesuai untuk setiap rencana.

 

Tren ini mendukung I&O dan keselarasan bisnis dengan memastikan returns yang kuat untuk investasi infrastruktur. Para I&O leaders harus mengambil pendekatan bisnis untuk infrastruktur yang optimal, dengan mempertimbangkan cost-benefit untuk infrastruktur dan membangun business cases untuk perubahan. Pertimbangkan risk-return ratios sebagai bagian dari skenario perubahan.

 

Trend No. 3: Operational continuity

 

IT services harus berkelanjutan, terlepas dari banyaknya faktor eksternal. Ekspektasi ini mengubah peran dari traditional IT operations, di mana membutuhkan peningkaan ketergantungan otomatisasi dan zero atau minimal-touch maintenance. Manfaat yang didapatkan termasuk peningkatan efisiensi, penerapan beban kerja lebih cepat, pengurangan biaya, dan konsistensi di seluruh proses.

 

Namun, operational comtinuity juga memiliki tantangan, karena memerlukan pengenalan alat dan proses baru, hal ini dapat meningkatkan kompleksitas pada bisnis.

 

Take contingency planning to the next level by considering the impacts of worst-case scenarios

 

Untuk beralih ke operational continuity, perusahaan dapat mengidentifikasi persyaratan yang berkesinambungan berdasarkan prioritas bisnis dan memulai perencanaan. Perencanaan dapat dimulai dengan mempertimbangkan dampak skenario terburuk dan apa yang harus dilakukan sehingga operasi dapat berlanjut dalam situasi seperti itu. Jika ada tekanan dalam hal waktu, atau jika tim tidak memiliki keterampilan, perusahaan dapat mempertimbangkan solusi berbasis layanan untuk disaster recovery.

 

Trend No. 4: Core modernization

 

Saat ini, perusahaan melakukan lebih banyak strategi untuk memperbaharui dan modernisasi core infrastructure mereka. Proses ini membantu meminimalkan hambatan, memaksimalkan efisiensi dan memastikan ketahanan walaupun para IT expert sudah banyak yang pensiun. Ini memastikan infrastruktur berkembang seiring dengan teknologi yang hadir, menjadi lebih fleksibel untuk menjawab kebutuhan bisnis digital.

 

Trend No. 5: Distributed cloud

 

Distributed cloud adalah decentralization dari sumber daya cloud. Ini memungkinkan fleksibilitas di enterprise’s physical location, sekaligus mengurangi latensi dan mengalihkan beban dukungan ke penyedia layanan cloud. Masing-masing model distributed cloud menawarkan berbagai benefit.

 

Cloud distributed hadir dengan tantangan, termasuk model penerapan yang kompleks dan peningkatan risiko lock-in dan high cost, dan pasar yang dirasa belum siap.

 

I&O professional seharusnya mendistribusikan cloud pada monitor mereka sebagai trend yang perlu diperhatikan karena terus berkembang dan muncul sebagai model infrastruktur yang diminati selama 12-18 bulan mendatang. Identifikasi potensi kasus penggunaan, dan rencanakan bagaimana hal tersebut dapat diintegrasikan ke dalam lingkungan hybrid cloud di perusahaan.

 

Trend No. 6: Critical skills vs. critical roles

 

Perusahaan I&O beralih untuk fokus pada crticial skill dibandingkan dengan critical roles. Ini membantu mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan, karena banya orang memiliki keterampilan yang dibutuhkan aktivitas penting bisnis. Ini juga dapat membantu tim I&O untuk menyelaraskan anggaran dengan kebutuhan bisnis.

 

Trend ini membutuhkan perusahaan dalam strategi perekrutan, perusahaan wajib memikiran rencana dalam jangka panjang. Identifikasi kesenjangan keterampilan dengan menggunakan tren yang disebutkan di atas menjadi kerangka kerja untuk kompetensi masa depan yang dibutuhkan. Melatih karyawan Anda saat ini dengan keterampilan baru dan rekrut bakat baru sedini mungkin.

 


 

Penutup

 

Penutup

Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun dunia seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di sini.