Oleh: Kodrat Wahyudi
Apakah teknologi 6G itu? atau biasa yang kita kenal dengan jaringan 6G. PT Berca Hardayaperkasa yang salah satu fokus solusinya adalah mengenai teknologi informasi. Teknologi 6G ini sangat berkaitan erat dengan dunia teknologi informasi. Yuk simak penjelasan berikut, secara singkat akan menguraikan apa itu teknologi 6G.
Apa artinya 6G?
6G akan menjadi generasi keenam dari teknologi WAN. Generasi nirkabel distandarisasi oleh ITU dan terjadi setiap 10 tahun atau lebih. Mereka biasanya ditandai dengan jeda di “air interface”, yang berarti perubahan dalam transmisi atau pengkodean. Hal ini dilakukan agar perangkat generasi sebelumnya tidak dapat diupgrade ke generasi baru.
Biasanya, generasi baru menggunakan pengkodean digital yang lebih canggih yang tidak dapat dilakukan oleh komputer lama, pita gelombang udara yang lebih luas yang sebelumnya tidak tersedia, dan sistem antena yang semakin kompleks.
Kapan 6G akan terjadi?
Menurut white paper Samsung, ITU akan mulai bekerja untuk “menentukan visi 6G” pada tahun 2021. Standar tersebut kemungkinan akan selesai sekitar tahun 2028, dan kita akan melihat produk 6G pertama sekitar saat itu. Menurut pihak Samsung: penyebaran yang meluas akan terjadi sekitar tahun 2030.
Bagaimana 6G Bekerja?
Banyak penelitian seputar 6G adalah tentang transmisi data pada frekuensi ultra-tinggi. 5G, secara teori, naik menjadi sekitar 100GHz, meskipun saat ini tidak ada frekuensi di atas 39GHz yang digunakan oleh 5G. Untuk 6G, para ilmuwan mencoba mencari cara bagaimana mengirimkan data pada gelombang dalam kisaran ratusan GHz atau terahertz (THz). Gelombang ini sangat kecil dan rapuh, tetapi ada spektrum bebas dalam jumlah besar di atas sana yang memungkinkan kecepatan data yang spektakuler.
Ada tantangan besar yang belum terpecahkan di sini, yaitu tiadanya bahan semikonduktor yang dapat menggunakan frekuensi multi-THz. Untuk mendapatkan segala jenis jangkauan dari frekuensi tersebut mungkin memerlukan array yang sangat besar dari antena yang sangat kecil. Uap air di atmosfer menghalangi dan memantulkan gelombang THz, jadi ahli matematika harus merancang model yang memungkinkan data mengambil rute yang sangat kompleks ke tujuannya.
Sistem nirkabel saat ini hanya memungkinkan kita mengirim atau menerima pada frekuensi tertentu sekaligus. Untuk mendapatkan komunikasi dua arah, kita dapat membagi saluran tersebut berdasarkan frekuensi (FDD) atau dengan membuat slot waktu (TDD). Menemukan cara untuk menggunakan matematika yang sangat kompleks untuk mengirim dan menerima dalam frekuensi yang sama, pada saat yang sama, dapat menggandakan efisiensi spektrum yang ada (dan sama sekali tidak kompatibel dengan jaringan yang ada). Belum ada yang tahu bagaimana melakukan ini, tetapi banyak ahli berusaha keras untuk mengetahuinya.
Jaringan mesh telah menjadi topik hangat di banyak lingkaran jaringan selama bertahun-tahun, tetapi 5G masih didominasi sistem hub-and-spoke di mana perangkat pengguna akhir (telepon) terhubung ke stasiun pangkalan (menara seluler) yang terhubung ke backbone. Mungkin 6G dapat menggunakan perangkat sebagai penguat data satu sama lain sehingga setiap perangkat dapat memperluas cakupan serta menggunakannya.
Komputasi terpisah adalah konsep 5G, tetapi bisa jauh lebih bertenaga dengan 6G. Latensi mengacu pada seberapa cepat data dapat ditransfer antar perangkat. Semakin rendah latensi, semakin ponsel kita dapat mengandalkan komputasi terpisah, di mana beberapa data diproses secara lokal dan beberapa diproses di tempat lain dan ditransmisikan. Karena perangkat yang kita pegang tidak akan pernah sekuat superkomputer di cloud, ini sangat penting untuk aplikasi yang mengirimkan aliran informasi kompleks yang konstan ke perangkat kita.
6G menargetkan latensi di bawah 1 md, yang akan membutuhkan sejumlah besar inovasi teknologi lainnya tetapi dapat membuat beberapa hal komputasi terpisah yang benar-benar bagus terjadi. Misalnya, kita dapat memiliki kacamata augmented-reality yang mengirimkan apa yang kita lihat ke cloud dan mendapatkan kembali informasi (seperti nama artis atau bahkan video lukisan mural) untuk ditampilkan kepada kita secara real time, tanpa melakukan pemrosesan lokal sama sekali.
Komputasi terpisah memungkinkan kita memindahkan sebagian besar pemrosesan ke cloud.
Mungkin juga perlu ada bentuk baru dari Internet Protocol (IP) (menurut University of Oulu white paper). Ini akan mengubah seluruh struktur Internet.
Hologram adalah varian pada konsep telepresence yang kita lihat diusulkan untuk 5G, dan itu menjadi lebih realistis dengan 6G. Mungkin hal yang sama bisa dibayangkan tentang orang-orang yang mendiami dan memanipulasi alat dan kendaraan robotik – atau robot humanoid – dari jarak jauh, dengan respons yang hampir seketika.
Sebagai ringkasan, berikut adalah infografis yang dikutip dari majalah “6G Waves”. Semoga berhasil memahaminya.
Penutup
Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun dunia seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai teknologi 6G silahkan hubungi kami di sini.