7 Panduan untuk Memodernisasi Sistem Aplikasi Anda yang Telah Lama

7 Panduan dalam modernisasi sistem aplikasi lama

 

 

Jika Anda perlu memodernisasi aplikasi yang telah lama, pendekatan terbaiknya bergantung pada masalah yang sedang Anda coba selesaikan.

 

Transformasi digital mengharuskan para application leaders untuk menemukan cara yang efektif dalam memoderinasi infrastruktur lama. Apa tantangan terbesarnya? Mengetahui seberapa besar antara rasio risiko dan benefit yang didapat sebelum bertindak.

 

“Bagi banyak organisasi, legacy system dianggap dapat menghambat inovasi dan proses bisnis,” ungkap Stefan Van Der Zijden, VP Analyst, Gartner. “Ketika mencapai titik kritis, para application leaders harus segera bertindak beralih memodernisasi aplikasi untuk menghilangkan hambatan.”

 

Proses evaluasi Gartner ini diharapkan dapat memberikan panduan transformasi dalam memodernisasi aplikasi.

 

Langkah 1: Evaluasi sistem lama menggunakan enam faktor pendorong utama

 

Terdapat enam pendorong utama untuk modernisasi aplikasi. Biasanya menimbulkan masalah atau hambatan yang telah dibuat oleh aplikasi lama dari segi teknologi, arsitektur atau fungsinya.

 

Jika aplikasi lama tidak memenuhi persyaratan baru yang diberlakukan oleh bisnis digital, maka perlu dimodernisasi dan ditingkatkan agar sesuai dalam memberikan nilai bisnis yang lebih besar. Apliaksi yang tidak memiliki sifat agility mungkin akan memilki tanggung jawab besar dalam hal biaya atau risiko.

 

Faktor pendorong lainnya berasal dari prepektif IT daengan melibatkan biaya, kompleksitas dan risiko. Jika total cost of ownership (CTO) terlalu tinggi, teknologi, keamanan, kepatuhan, dukungan dan skalabilitasnya terlalu kompleks, maka sudah saatnya untuk memodernisasi aplikasi.

 

Peluang terbaik dalam modernisasi adalah yang memiliki banyak faktor pendorong baik dari segi bisnis maupun dari segi IT.

 

Langkah2: Evaluasi modernisasi

 

Setelah peluang dipilih dan masalah teridentifikasi, maka coba lihat opsi modernisasi. Gartner telah menunjukan tujuah opsi berdasarkan kemudahan penerapan (semakin mudah, semakin sedikit risiko dan dampaknya terhadap system dan proses bisnis, begitu juga sebaliknya jika semakin sulit, maka semakin besar risiko dan dampaknya).

 

  1. Encapsulate, memanfaatkan dan memperluas fitur aplikasi dengan merangkum data dan fungsi, membuatnya tersedia sebagai layanan melalui API.
  2. Rehost, Menerapkan ulang komponen aplikasi ke infrastruktur lain (fisik, virtual, atau cloud) tanpa mengubah kode, fitur, atau fungsinya.
  3. Rehost, Bermigrasi ke platform waktu proses terbaru, membuat sedikit perubahan pada kode, tetapi bukan pada struktur kode, fitur, atau fungsi.
  4. Refactor, Restrukturisasi dan mengoptimalkan kode yang ada untuk menghilangkan kegagalan teknis dan meningkatkan atribut non fungsional.
  5. Rearchitect, Mengubah kode secara material untuk mendorong dan memanfaatkan kemampuan arsitektur aplikasi baru.
  6. Rebuild, Mendesain ulang atau menulis ulang komponen aplikasi dari awal dengan tetap mempertahankan cakupan dan spesifikasinya.
  7. Replace, Menghilangkan semua komponen aplikasi lama dan menggantinya, dengan mempertimbangkan persyaratan dan kebutuhan baru pada saat yang bersamaan.

 

Langkah 3: Memilih pendekatan modernisasi dengan highest effect dan value

Terakhir, memilih pendekatan modernisasi yang akan memiliki efek dan nilai terbaik bagi organisasi Anda dengan memetakan tujuh opsi modernisasi dan pengaruhnya terhadap teknologi, arsitektur, fungsionalitas, biaya dan risiko.

 

Pada akhirnya, memodernisasi aplikasi yang telah lama berarti memilih antara merancang ulang, membangun kembali atau menggantinya. Reachitecting memiliki biaya dan risiko sedang, sedangkan membangun kembali atau mengganti memberikan hasil terbaik dengan biaya dan risiko yang lebih tinggi. Kuncinya adalah mempertimbangkan semua opsi untuk membantu identifikasi dampak baik secara positif dengan upaya minimum.

 


 

Penutup

 

Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun dunia seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi di sini.