Automation adalah konsep yang mulai banyak diimplementasikan oleh bisnis selama bertahun-tahun, terutama setelah COVID-19 yang memaksa seluruh industri untuk memikirkan kembali proses operasional mereka. Berikut rangkuman dari para IT expert mengenai teknologi Hyperautomation yang akan membentuk tren bisnis di tahun 2021.
Sebuah studi yang dilakukan oleh UiPath menemukan bahwa hampir 50% bisnis di dunia ingin mengadopsi Robotic Process Automation (RPA) sebagai akibat langsung dari pandemi. Tapi, perlu diingat RPA hanyalah salah satu bagian dari keluarga automation.
Hyperutomation adalah sebuah tren yang pertama kali diciptakan Gartner dan dinobatkan sebagai salah satu dari sepuluh tren teknologi teratas di tahun 2021. Ini juga bisa disebut sebagai “digital process automation” oleh Forrester dan “intelligent process automation” oleh IDC.
Dengan evolusi yang cepat dari artificial intelligence, para IT expert melihat automation dapat diterapkan di berbagai jenis industri. Masalahnya adalah hingga saat ini masih banyak perusahaan yang berusaha untuk mengoptimalkannya dan bertransformasi dari teknologi tradisional.
Corona virus jelas dapat mempercepat kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan proses operasi dan mengurangi ketergantungan pada karyawan. Namun, perlu diingat tujuan utama hyperautomation bukanlah menggantikan peran manusia dalam dunia industri. Melainkan untuk meringkankan beban tugas yang dirasa lebih membosankan karena proses berulang, sehingga otak dan tenaga karyawan dapat digunakan untuk lebih berpikir kreatif dan strategis.
Di sisi lainnya menggabungkan automation yang komperhensif dengan kecerdasan manusia, bisnis dapat beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi dan memberikan pengalaman customers yang lebih baik.
Jadi, apa sebenarnya hyperautomation itu dan bagaimana cara perusahaan beradaptasinya?
Apa itu hyperautomation?
Seperti namanya, hyperautomation menggambarkan tingkat autonomi digital: proses dalam mengautomatiskan proses bisnis end-to-end untuk membebaskan pekerja, mengoptimalkan efisiensi dan mengurangi biaya. Ini dapat difasilitasi melalui kombinasi teknologi yang canggih, termasuk AI dan machine learning, robotic process automation (RPA) dan intelligence business process management (IBPM).
Gartner mendefinisikan hyperautomation sebagai “sebuah ide untuk mengautomatiskan apapun yang bisa dalam sebuah perusahaan”, hal ini didorong oleh kebutuhan untuk membuat proses lebih efisien, bersifat agile dan saling teintegrasi di dalam sebuah bisnis.
Teknologi apa saja yang dapat mendukung proses hyperautomation?
Apakah bisnis dapat diautomatiskan atau tidak bergantung pada keadaan ekosistem IT dan proses bisnisnya saat ini. Hyperautoamtion bukanlah single entity. Ini terdiri dari beberapa teknologi berbeda yang terhubung melalui Internet of Things (IoT), dan bekerja sama untuk memungkinkan automation end-to-end. Mari kita lihat beberapa elemen utama lainnya.
Robotic Process Automation (RPA)
RPA menjelaskan proses dalam memanfaatkan teknologi seperti bot untuk mengambil alih pekerjaan atau tugas manual yang biasanya dilakukan oleh manusia. Misalnya, proses dalam kontrol kualitas barang yang bergerak dan berjalan pada conveyor belt.
RPA hanya dapat melakukan tugas-tugas yang berbasis aturan, dengan serangkaian input dan output yang ditentukan sebelumnya. Jadi, ini bukanlah sistem cerdas dengan kemampuan memproses informasi dan mempelajari tindakan baru. Artinya, teknologi ini hanya cocok untuk tugas yang memerlukan pengulangan yang tepat dan hasil yang telah deprogram sebelumnya. Untuk memastikan adopsi RPA berjalan dengan baik, manajemen juga harus mengingat risiko keamanan yang terkait dengan teknologi ini.
RPA services dan software market (2016-2022)
Sumber: HFS Research
Artificial intelligence dan machine learning
Saat IT expert menentukan aplikasi umum AI saat ini, mereka juga memikirkan hal-hal seperti intelligence marketing algorithms yang dapat mendorong pemasaran atau promosi produk ke customer yang tersegmentasi atau sistem virtual seperti Alexa dan Siri.
AI adalah elemen teknologi selanjutnya setelah RPA, di mana komputer dapat mensimulasikan artificial intelligence dan membuka jalan menuju level automation yang lebih jauh dari yang dilakukan oleh RPA saja. Dengan AI dan ML, tugas dapat dijalankan tanpa memerlukan masukan dan hasil baku, karena mesin memiliki kemampuan pembelajaran yang terus meningkat seiring waktu.
Dengan demikian menerapkan machine learning, bisnis dapat membuka pengetahuan yang memungkinkan perusahaan dalam mendukung tindakan yang strategis di masa depan, memberikan layanan baru kepada para customers dan untuk meningkatkan efisiensi dalam perusahaan mereka.
Meskipun AI dan ML menjadi salah satu komponen dalam hyperautoamtion, keduanya cukup sulit untuk diterapkan dan banyak sumber daya yang dibutuhkan. Jadi, untuk memanfaatkannya dengan sukses, diperlukan strategi implementasi yang komperhensif.
Intelligent business process management
Pendekatan dari intelligent business process management adalah menggabungkan hardware dari manajemen proses bisnis (BPM) dengan kemampuan AI. Inilah kunci utama dari Hyperautomation. IBMP menjelaskan, hardware memiliki kemampuan untuk mengelola lingkungan hyperautomation. IBMP adalah alat strategis yang memiliki kemampuan untuk menangani proses, strategi dan alur kerja yang terlibat untuk memungkinkan proses automation secara end-to-end untuk memantau hasil sehingga masalah dapat diselesaikan.
Sistem IBPM dapat menghubungkan dan mengoordinasikan manusia, mesin dan contoh IoT, memungkinkan untuk mencakup persyaratan manajamen proses bisnis secara tradisional dalam organisasi dengan cara yang lebih canggih.
Teknologi ini memungkinkan level kolaborasi, kecerdasan dan dukungan yang lebih besar untuk proses dan keputusan bisnis perusahaan. Tanpa teknologi ini, perusahaan akan kesulitan untuk mengintegrasikan teknologi automasi tanpa ada hambatan pada proses mereka.
Dalam prespektif digital yang bergerak dengan kecepatan hyperspeed, hyperautomation menawarkan bisnis dengan alat yang tepat untuk mengoptimalkan dan menahan proses operasional mereka di masa depan. Ini dapat dilihat oleh banyak orang sebagai fase logical of digitization dan tanpa melibatkan partnership pada sumber daya manusia. Perusahaan akan berjuang untuk mencapai agility yang diperlukan untuk bersaing di pasar saat ini.
Jika Anda siap untuk melangkah menuju automatisasi bisnis, segera hubungi Berca Hardayaperkasa di sini dan lihat bagaimana kami dapat membantu Anda untuk sukes mengimplementasinya.