Dengan 5 Cara Inilah, Artificial Intelligence Akan Mengubah Kehidupan Kita

 

 

Oleh: Kodrat Wahyudi

 

Berikut adalah cara AI yang diprediksi para ahli akan mengubah hidup kita di masa depan.

 

  1. AI dalam ranah ilmu kedokteran dan self-diagnosis

 

 

Aplikasi yang didukung Artificial intelligence akan segera memungkinkan untuk mendiagnosis sendiri beberapa penyakit yang mengancam jiwa seperti Tuberkulosis (TB) dan Kanker. Para peneliti di Universitas Stanford telah membuat algoritma yang dapat menyaring sinar-X untuk penyakit tertentu. Dengan mengambil gambar X-ray dari ponsel kita, mengunggahnya, dan beberapa detik kemudian kita akan mendapatkan diagnosis.

 

Ilmuwan di kota Birmingham, Inggris, sedang mengerjakan metode diagnostik revolusioner. Max Little, ahli matematika di Universitas Aston, telah membuat aplikasi yang menggunakan rekaman vokal untuk menemukan gejala awal penyakit Parkinson. Aplikasi ini menggunakan perubahan suara yang dapat menjadi indikator awal penyakit Parkinson.

 

  1. AI di restoran

 

Di Cina, terdapat restoran yang sepenuhnya dioperasikan oleh robot, termasuk pelayan droid, barista otomatis, dan AI-powered chefs. Foodom, restoran seluas lebih dari 21.500 kaki persegi diresmikan pada 22 Juni lalu di Foshan, provinsi Guangdong di selatan Cina. Ini bisa melayani hampir 600 pengunjung sekaligus dengan ratusan hidangan yang baru disiapkan. Pelanggan dapat disajikan makanan yang dimasak robot secepat 20 detik setelah memesan.

 

  1. AI di supermarket, yang tanpa kasir

 

Adalah Amazon Go, sebuah supermarket di Silicon Valley. Pengunjung dengan hanya menggunakan sebuah aplikasi dan memegang ponsel di depan scanner dapat masuk ke dalam. Asisten suara Alexa akan siap membantu, misalnya untuk menanyakan bumbu suatu menu dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuatnya. Dengan mengambil bahan dan barang yang diperlukan, lalu keluar, dan tagihannya akan muncul di aplikasi amazon. Sesederhana itu – tanpa antrean, tanpa kasir, dan hemat waktu.

 

  1. AI di jalan dan kendaraan otonom

 

 

Sebut saja Tesla (sebuah perusahaan kendaraan listrik dan energi bersih Amerika Serikat yang berbasis di Palo Alto, California). Selagi mobil melaju di jalanan di sana, mungkin akan ditemukan orang-orang menggunakan Tesla mereka dalam mode self-driving dan beristirahat. Co-founder & CEO Tesla Motors, Elon Musk mengatakan bahwa Tesla sedang belajar terus menerus. AI Tesla tidak dilatih di pabrik atau laboratorium tetapi proses belajar diperoleh dari setiap pelanggan yang memilikinya. Mobil Tesla menggunakan kombinasi sensor seperti Radar & kamera untuk self-drivingLidar Scanner, sebuah sensor yang memberi kekuatan pada kendaraan otonom ini untuk mengemudi sendiri. Sensor ini memancarkan dan menangkap sinar laser untuk mengukur jarak di sekitar lingkungannya dan bila dikombinasikan dengan AI, sensor ini dapat mendeteksi bahkan secangkir kecil kopi yang ditempatkan di dekat kendaraan.

 

 

  1. AI di dunia sinema dan penulisan naskah

 

 

 

Dalam dunia sinematografi, Benjamin adalah program AI untuk penulisan skenario. Program ini adalah gagasan dari: Oscar Sharp sutradara pemenang penghargaan Bafta – dan Ross Goodwin seniman teknologi.

 

Benjamin menggunakan model deep learning. Program ini sangat mirip dengan versi auto-complete yang lebih canggih yang sering digunakan di smartphone. Benjamin menerima input dengan sejumlah besar skenario dan menggunakannya untuk menemukan beberapa pola statistik. Yang akhirnya dapat menghasilkan beberapa skenario baru yang mengagumkan.

 

Oscar dan Goodwin telah memproduksi 3 film yang ditulis oleh Benjamin, yakni: Sunspring, It’s No Game, dan Zone Out. Ketiganya adalah 3 film buatan AI yang dapat disaksikan di YouTube.

 

 

Penutup

Artificial Intelegence meniru penggunaan jaringan saraf manusia menggunakan algoritma seperti machine learning & deep learning. AI adalah stimulasi otak manusia yang belajar menggunakan data yang dihasilkan oleh kecerdasan manusia.

 

AI tidak pernah bisa memperkenalkan atau menghasilkan sesuatu yang sama sekali baru. AI tidak pernah bisa menciptakan karena membutuhkan imajinasi manusia. Tetapi ia dapat menemukan sesuatu dari apa yang telah dilakukan manusia, yaitu dengan menelusuri sekumpulan data jutaan kali, dan menemukan pola yang tidak dapat ditemukan manusia. AI dapat menggunakan bagian-bagian yang berbeda dari beberapa kumpulan data untuk membuat sesuatu yang mungkin gagal dipahami oleh manusia.

 

AI tidak pernah bisa membayangkan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh manusia. Ide-ide baru membutuhkan imajinasi, yang merupakan dimensi yang sama sekali berbeda dari kemampuan belajar atau menjadi cerdas, dan disitulah letak kekurangan AI.

 

AI dapat digunakan untuk membantu manusia dengan meningkatkan potensinya dalam beberapa cara atau mungkin suatu saat di masa depan, AI dapat melakukan semua hal yang dapat dilakukan manusia tetapi akan selalu kekurangan kompleksitas otak manusia, proses berpikir, kemampuan intuitif, dan imajinasinya. Disinilah peran manusia sebagai pencipta AI, yang tidak akan dapat digantikan oleh AI itu sendiri.