Kehadiran Pandemi Covid-19 memaksa kita semua sebarapa pentingnya kesiapan industri kesehatan dalam menghadapi perubahan sistem kesehatan dengan cepat, khususnya dalam memberikan solusi yang tepat kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Dari perubahan yang begitu cepatnya, pelayanan rumah sakit harus dibekali dengan standar pengolahan data klinis dan nonklinis hingga adanya peningkatan teknologi informasi kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengatasi problem kesehatan di Indonesia.
Begitu pula di beberapa rumah sakit di Bandung yang sudah memiliki sistem terdigitalisasi dan otomatisasi sistem informasi kesehatan. Pada tahun 2018 lalu pemerintah pernah menginstruksikan semua sakit di Indonesia menjadi Rumah Sakit Pintar dengan menerapkan Sistem Informasi Rumah Sakit (Simrs).
Salah satu teknologi yang terkenal adalah Robotic Process Automation (RPA) menjadi software yang tumbuh paling cepat untuk diimplementasi pada pasar global dalam beberapa tahun belakangan. Namun, faktanya teknologi RPA dalam industri kesehatan belum banyak diimplementasikan. Menurut studi di lapangan, pasar Robotic Process Automation (RPA) diperkirakan akan mencapai $5 miliar pada tahun 2024. Tidak hanya itu, para IT expert melihat RPA pada sektor kesehatan akan tumbuh cepat sehingga menghasilkan banyak data dan berisi multiple rule based.
Apa arti RPA bagi industri kesehatan?
Sistem kesehatan berisi banyak proses atau tugas yang cukup berat dan membutuhkan alokasi sumber daya dalam jumlah besar seperti claim management.
Memanfaatkan teknologi automation dan RPA, penyedia layanan kesehatan dapat mengatasi risiko-risiko yang sering muncul dalam beberapa proses, sehingga membuat sistem lebih efisien.
Mengapa RPA penting dalam industri kesehatan?
Semua industri kesehatan pastinya memiliki tujuan untuk mengurangi ketidakefisienan perawatan kesehatan, sehingga diharpkan dapat meningkatkan layanan kesehatan yang lebih baik bagi industri itu sendiri dan masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan saat ini, industri kesehatan harus membuat regulasi ketat terhadap data pasien. Jika kita lihat contoh pada industri keuangan yang mana memiliki regulasi sama ketatnya, menurut CEO Goldman Sachs, industri keuangan memiliki akses yang lebih baik ke capital dan memiliki investasi teknologi dengan level tinggi. Oleh karena itu, tingkat inefisiensi dan proses manual pada industri kesehatan jauh lebih tinggi dibandingkan industri lainnya.
Biaya IT dan layanan kesehatan semuanya berasal dari pendapatan penyedia layanan kesehatan. Dengan automatisasi dan implementasi RPA yang cepat, penyedia layanan kesehatan dapat menurunkan biaya adopsi transformasi digital yang dikenal mahal dan proses lama sehingga memungkinkan mereka menyalurkan sumber daya dalam layanan kesehatan.
Apa saja use case implementasi RPA dalam layanan kesehatan?
Penjadwalan pasien
Dengan hadirnya teknologi RPA, pasien dapat menjadwalkan janji temu mereka tanpa campur tangan dari karyawan rumah sakit. Selain meminimalisir kebutuhan alokasi proses penjadwalan aplikasi berbasis RPA juga dapat meningkatkan hubungan antara pasien dan dokter.
Claim management
Setelah layanan kesehatan disediakan, billing membutuhkan waktu untuk cetak karena tugas manual dan berulang dalam proses claim management. Claim management berisi proses seperti memasukkan, memproses dan mengevaluasi dokumen dan data. Karena semua proses dapat diautomatiskan, pekerjaan claim yang dimotori oleh RPA ini dapat meminimalisir human error selama proses berlangsung.
Kepatuhan terhadap peraturan
RPA mendukung penyedia layanan kesehatan untuk memantau, mendokumentasikan setiap proses dalam flie log terstruktur sehingga perusahaan dapat mematuhi audit eksternal. Karena proses ini dihandle oleh bot, RPA juga dapat berfungsi untuk meningkatkan kerahasiaan data.
Entri Data / Migrasi / Ekstraksi
Industri kesehatan selama ini sangat bergantung pada dokumen hardcopy. Penyedia layanan kesehatan dapat mendigitalkan informasi pasien sehingga dapat disimpan secara elektronik dan diakses secara online oleh dokter lain dan pasien itu sendiri. Proses mengekstraksi data dari sistem lama dan mengubahnya ke digital dapat diotomatiskan oleh bot RPA. Kemudian, bot RPA juga dapat membantu melakukan migrasi data pada saat melakukan penelitian medis.
Use case pada industri agnostik
Proses seperti account payables, expense management dan lainnya adalah proses umum yang ada di semua industri dan RPA dapat digunakan untuk mengotomatiskannya.
Hasil yang tepat, membuat proses kerja lebih efisien dan pasien lebih bahagia.
- RPA dapat mengeliminasi internal functional silos dan menciptakan workflow dan aktifitas kerja yang lebih cepat.
- Keterbukaan informasi kepada pasien terkait. Untuk pertama kalinya, pasien dapat mengakses riwayat medis, informasi penagihan dan notifikasi reminder untuk jadwal pertemuan. Sehingga tidak hanya meningkatkan kepuasan pasien, melainkan juga meningkatkan jumlah pertemuan dan ketepatan waktu pembayaran.
- Mengurangi biaya dari supply chain melalui catatan waktu nyata (real-time) dan analytics yang lebih baik. Ini memungkinkan penetapan inventaris yang optimal berdasarkan kebutuhan dan pola permintaan sebelumnya.
- Kurangi biaya pemrosesan klaim sebesar 75% (dari $4 menjadi $1 per claim) dengan mengotomatiskan 80% proses.
Pasien lebih bahagia, proses yang lebih lancara professional dengan lebih banyak waktu untuk fokus pada perawatan pasien dan keuntungan yang jauh lebih baik. Ini lah outcome yang dapat RPA berikan kepada layanan rumah sakit.
Tidak ada alasan untuk tidak mengadopsi teknologi RPA, khususnya untuk industri rumah sakit di Surabaya. PT Berca Hardayaperkasa hadir dan siap memberikan solusi Robotic Process Automation dengan membantu industri kesehatan implementasi RPA dengan efisien. Ini adalah bagian dari mewujudkan visi dalam mendemokratisasi teknologi Robotic Process Automation Bandung agar memungkinkan setiap karyawan untuk menggunakan, membuat, dan mendapatkan manfaat dari otomatisasi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai implementasi RPA dapat kunjungi di sini.
Penutup
Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun dunia seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia.