Saat ini banyak organisasi dengan cepat mengadopsi digital innovation (DI) untuk meningkatkan ketahanan bisnis, meningkatkan efisiensi biaya, dan memberikan customer experience yang lebih baik. Inisiatif yang dilakukan organisasi ini mencakup transformasi aplikasi dan workflows cloud hingga men-deploy perangkat internet of things (IoT) di seluruh jaringan perusahaan.
Dengan banyaknya infrastruktur yang berkembang, otomatis akan meningkat pula risiko keamanan. Organisasi harus mengatasi serangan yang lebih canggih saat ini, peningkatan kompleksitas infrastruktur dan peraturan yang juga terus berkembang. Untuk mencapai hasil DI yang diinginkan sambil mengelola risiko secara efektif, organisasi harus mengadopsi cybersecurity platform yang dapat memberikan visibilitas di seluruh lingkungan organisasi dan saran untuk mengelola security operation dan networking dengan mudah.
Tantangan inilah yang melatarbelakangi Berca Hardayaperkasa (BHp) dan Fortinet untuk menyelenggarakan Berca Live Webinar dengan tema “Transforming Security for Virtual and Cloud Environments” Rabu (01/12).
Point penting yang menjadi pembasan dari webinar ini adalah bagaimana Fortinet Security Fabric dapat memecahkan tantangan ini dengan solusi yang terintegrasi dan otomatis. Di mana memungkinkan security-enabled networking, zero-trust network access, dynamic cloud security dan artificial intelligence (AI)-driven security operations. Fortinet menawarkan ekosistem dari third party yang terintegrasi tanpa batas dan meminimalkan gaps pada enterprise security sekaligus memaksimalkan return of investment (ROI).
Inovasi Digital Mengubah Semua Industri
Di seluruh sektor ekonomi, DI dipandang sebagai satu keharusan untuk pertumbuhan bisnis dan peningkatan customer experience. Hampir semua CIO setuju mengenai inisiatif DI yang dilakukan pada bisnis. Menurut report yang dilakukan fortinet, terdapat 61% bisnis telah mengadopsi cloud, IoT dan mobile operations.
Jika dilihat dari kacamata dari IT dan cyber security leaders, DI menartikan banyak perubahan ke dalam lingkungan baru mereka.Para pengguna dapat beraktivitas secara mobile dan dapat mengakses jaringan dari lokasi mana saja. Pengguna juga langsung terhubung ke public cloud untuk menggunakan aplikasi utama bisnis, seperti Office 365.
Jumlah endpoint yang dikendalikan oleh manusia dapat melebih jumlah perangkat IoT yang didistribusikan secara luas dan seringkali berada di lokasi terpencil tanpa pengawasan. Akhirnya, jejak bisnis dari penyedia layanan cloud dapat menyebar ke banyak cabang dan sebagian besar terhubung langsung ke layanan cloud dan mobile melewati data center perusahaan.
Productivity and Uptime
Setiap keadaan atau gangguan yang tidak direncanakan dalam proses operasi dapat menimbulkan pengeluaran biaya yang signifikan bagi organisasi. Saat yang lain berusaha untuk bergerak secara lateral dalam jaringan, serangan tersebut masih dapat mengakibatkan gangguan operasi.
Karena secara historis organisasi memiliki celah dan pembaruan sistem yang jarang dilakukan, sistem (Operation Technology) OT sering kali memiliki perlindungan cybersecurity yang kurang canggih dibandingkan dengan sistem IT. Akibatnya mereka sering jadi sasaran para cyber criminals karena relative mudah untuk menyusup. Bahkan, celah pada sistem OT dapat disusupi dengan menginfeksi pembaruan perangkat lunak sebelum melakukan install.
Operational Efficiency
Kurangnya integrasi di berbagai elemen keamanan siber dan fragmentasi arsitektur dapat meningkatkan infesiensi operasional. Tanpa integrasi, pekerjaan manual seperti menghubungkan log reports dari sistem yang berbeda dan menyusun laporan kepatuhan akan menghabiskan waktu para professional cybersecurity. Sehingga mengalihkan mereka dari pekerjaan yang lebih strategis.
Customer Experience
Baik produk yang dibuat untuk konsumen atau bisnis, saat ini produsen secara rutin terlibat dengan customers melalui cara yang sangat tertarget, menggunakan media social dan alat engagement lainnya di luar company website. Namun, inovasi ini juga dapat menjadi ladang cybercriminals untuk memanipulasi social media dalam mendapatkan keuntungan. Satu studi menemukan bahwa lebih dari setengah akun social media adalah penipuan.
Mengamankan asset organisasi seperti website dan interaksi di social media sangat penting bagi produsen, karena kehilangan data dari calon customers di tahap awal proses pembelian dapat merusak reputas perusahaan.
Product Integrity
Kualitas barang manufaktur adalah yang terpenting untuk reputasi brand dan ketepatan proses produksi untuk mencapai tujuan ini. Misalnya, jika cyber attacks dapat memengaruhi food processo’s OT system sehingga suhu sedikit mengalami perubahan atau durasi mengolah atau memasak sedikit berubah dan akan berdampak pada penurunan kualitas produk.
Fortinet Security Fabric menyediakan arsitektur cyber security yang terintegrasi dari single-vendor dan end-to-end di seluruh IT dan OT, mulai dari perlindungan, deteksi hingga respon. Hal ini memungkinkan efisiensi operasional dan biaya serta meningkatkan perlindungan terhadap ancaman yang bergerak kian cepat. Selain Fortinet tools, Security Fabric memungkinkan integrasi dengan solusi OT melalui ekosistem terbesar Fortinet Fabric Partners untuk menyederhanakan data menjadi satu tampilan untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai adopsi Fortinet Security Fabric dapat hubungi di sini.
Penutup
Berca Hardayaperkasa juga menjadi partner resmi dari puluhan perusahaan IT terkemuka di Indonesia maupun dunia seperti, HPE Indonesia, HPI Indonesia, Dell EMC Indonesia, Huawei Indonesia, Lenovo Indonesia, VMWare Indonesia, Veritas Indonesia, Cisco Indonesia, Veaam Indonesia, Hitachi Data System Indonesia, Hitachi Vantara Indonesia, HDS Indonesia, NetApp Indonesia, Oracle Indonesia, Keysight Indonesia, Datacard Indonesia, AWS Indonesia, Fortinet Indonesia, Nutanix Indonesia dan Sophos Indonesia.