Your Workforce is Ready but How About is Your Workplace?

 

Saatnya kembali ke kantor!!

Masa transisi ini memang tidak akan pernah selesai dalam waktu yang cepat. Beberapa perusahaan seperti Cisco dan Google, sudah melakukan transisi untuk kembali ke kantor secara bertahap. Tentu saja tidak sedikit karyawan yang ingin segera kembali bekerja di ruang kantor bersama rekan kerja lainnya hingga bertemu langsung dengan customers di mana pun berada.

 

Tapi, banyak juga karyawan yang menginginkan fleksibilitas dalam memilih tempat kerja. Beradasarkan Cisco global workforce survey, hanya 9% yang memilih ingin berada di kantor secara full time. Artinya, tim IT perlu memberikan pengalaman yang aman dan menarik secara konsisten di lingkungan kerja kantor dan jarak jauh.

 

 

Tim IT Network harus mempersiapkan hybrid workplace

Bagi sebagian karyawan mungkin sudah siap dengan model kerja hybrid workplace. Saking siapnya, hingga melakukan hal yang berlebihan. Jadi apa yang seharusnya dapat dilakukan saat kembali bekerja di kantor?

 

  • Kekhawatiran karyawan: Dari global survey yang dilakukan Cisco, melihat bahwa 95% karyawan tidak nyaman saat kembali ke kantor karena takut tertular COVID-19. Lalu sebanyak 64% kekhawatiran ini muncul karena tidak ingin menyentuh perangkat kantor bersama, diikuti oleh kekhawatiran naik lift yang penuh sebanyak 62% dan 61% ketika berbagi meja.
  • Kekhawatiran bisnis: Sementara bisnis perlu menyediakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, manajemen membutuhkan upaya dan solusi baru. Mereka juga diminta untuk mengurangi biaya. Salah satu pendekatan utama adalah dengan menggunakan ruang kantor secara efisien. Hasil survey Cisco menunjukkan bahwa 53% perusahaan sudah mencari pilihan untuk mengurangi aktivitas di ruang kantor, sementara 96% menunjukkan manajemen butuh smart technology di ruang kantor untuk meningkatkan lingkungan kerja.

Di mana untuk memulai kembali ke kantor?

 

Jadi, apa yang ada di pikiran Anda saat kembali ke kantor? Berikut tiga presentase survey dari IDC:

 

  • 32% perubahan terbesar pada networking dan security
  • 30% peningkatan support untuk remote workers
  • 28% peningkatan network automation, visibility, dan analytics

 

Jadi, bagaimana Anda dapat mengelola beberapa fokus tersebut saat kembali ke kantor?

 

Trusted Workplace Networking:

Misalkan mobil Anda lama tidak digunakan selama setahun, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah memperbaikinya. Demikian juga, networking pada kantor pusat maupun cabang.  Mengingat waktu transisi ini pemanfaatnya masih minim, jadi ini waktu yang tepat untuk memastikan perbaikan seperti apa yang harus Anda lakukan.

 

  • Reimagine Connections: Menjalankan bisnis digital tentu saja dimulai dengan konektivitas. Perusahaan dapat memulai dengan memastikan wireless network mendukung kembalinya karyawan dalam waktu dekat. Dengan model hybrid work, semua orang akan kembali dari video conference to the desktop. Akankah kinerja network perusahaan memberikan pengalaman sesuai harapan karyawan pasca Covid-19? Semua hal tersebut perlu diatur untuk meningkatkan keselamatan dan pengalaman kerja dengan kepadatan jumlah karyawan dan pemantuan jarak, efisiensi ruang kerja dan persyaratan smart building IoT.
  • Reinforce Security: Ini saatnya untuk mengotomatisasi security policy management, micro-segmentation, dan zero-trust access, sehingga perangkat atau pengguna apa pun secara otomatis dapat diautentikasi dan dipastikan mendapatkan akses hanya ke source yang disetujui.
  • Redefine IT Experience: Mempermudah tim dan bisnis. Dengan automation and AI-enabled analytics technologies, AIOps sekarang dapat dengan mudah digunakan untuk network operations. Semua alat tersedia untuk mencapai pemecahan masalah dan perbaikan pre-emptive dari “user/device-to-application” di mana pun keduanya berada.

 

 

Berikut adalah beberapa tips dari tim Cisco Networking dalam mengelola networking di internal Cisco.

 

Secure Remote Workforce Networking:

 

Menurut survey yang dilakukan Cisco, sebanyak 58% karyawan akan terus bekerja dari surah setidaknya 8 hari dalam sebulan. Artinya, perusahaan harus berinvestasi dalam upaya mengoptimalkan pengalaman bagi karyawan. Banyak dari mereka yang masih mengeluhkan pengalaman kerja yang belum maksimal. Menurut IDC, 55% karyawan yang berkerja dari rumah mengeluhkan banyak masalah dalam seminggu, sementara 50% mengeluhkan masalah pada audio saat online meeting.

 

  • Work from Home: memberikan fasilitas plug-and-play dan mengotomatisasi kebijakan yang memungkinkan karyawan terhubung dengan mudah dan aman ke jaringan perusahaan tanpa menyiapkan VPN.
  • Home Office: Bagi karyawan yang ingin mengubah jaringan rumah menajdi “branch of one”, tim IT dapat membuat zero-trust fabric dengan end-to-end segmentation dan always-on network connectivity yang memberikan pengalaman aplikasi multicloud yang ditingkatkan.

 

 Akses Aman ke Aplikasi Cloud dan SaaS:

Evolusi menuju hybrid workforce, bersama dengan kecepatan transisi ke aplikasi cloud dan edge, telah menyebabkan gelombang disruption yang menuntut pendekatan baru IT pengalaman pengguna yang aman di mana pun pengguna dan aplikasi berada. Pendekatan baru ini ditawarkan oleh SD-WAN dan cloud security yang saling terintegrasi atau disebut dengan Secure Access Service Edge atau SASE. Diperkirakan 40% perusahaan akan memiliki strategi eksplisit untuk mengadopsi SASE di tahun 2024.