Model kerja dipasca pandemi ini para karyawan telah memilih untuk mulai kembali ke kantor dan tentunya dengan protocol kesehatan. Namun tidak sedikit juga karyawan lainnya memilih untuk bisa bekerja dari mana saja atau bahkan memilih keduanya (hybrid work). Gartner memprediksi di tahun 2022 ini, sebanyak 45% karyawan akan memilih bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu. Tentu saja ini memunculkan tantangan bagi perusahaan untuk memfasilitasi model kerja baru sekaligus menciptakan pengalaman kerja hybrid yang lancar dan produktif.
Sisi positif dari Hybrid Work
Hingga saat ini masih jadi pertanyaan, apakah memungkinkan teknologi dapat membawa pengalaman kerja saat di kantor ke rumah atau ke lokasi mana pun? Dari sisi budaya, tentu saja tidak bisa. Alat dan teknologi memang harus konsisten terlepas dari bekerja di kantor atau di rumah, tetapi untuk mempertahankan budaya perusahaan tentu saja membutuhkan fleksibilitas dan usaha lebih.
Seperti yang dikatakan Jonathan MacFarlane, CEO PlaceOS saat acara Meraki Network Conference, “Anda perlu memikirkan kembali perubahan komunikasi seperti apa yang diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan budaya perusahaan.”
Apa saja dampak secara fisik, operasional, dan waktu terhadap hybrid work environment? Salah satu dampak nyatanya adalah affinity distance. Ini didefinisikan sebagai pemisahan emosional antara anggota tim virtual yang tidak memiliki hubungan pribadi. Di mana mengacu pada kepercayaan, kasih sayang, koneksi dan akuntabilitas yang sudah dibangun dengan baik dan memiliki dampak langsung pada kinerja, inovasi dan retensi karyawan. Meskipun affinity distance bisa berada di lingkungan kerja apa pun, terlebih lagi adanya model hybrid work.
Mengatasi affinity distance
Untuk mengatasi affinity distance ini memerlukan teknologi yang tepat guna menyelesaikan beberapa masalah yang ditimbulkan oleh affinity distance, tetapi Anda juga harus menyadari dampak emosional dan mental hybrid work terhadap tim Anda.
Anda perlu menerapkan cara-cara baru untuk berinteraksi dan memastikan kesejahteraan karyawan, meningkatkan kolaborasi dan mendorong performa karyawan agar tetap konsisten. Penelitian dari Dr, Sobel Lojesksi menunjukkan 90% perbedaan dalam inovasi antara remote team dan office team. Untuk menghilangkan kesenjangan atau perbedaan cara kerja, Anda harus mengatasi tiga komponen, yaitu:
- Physical distance—dua atau lebih lokasi yang harus bekerja sama
- Operational distance—proses dan cara tim bekerja dan berkolaborasi
- Affinity distance—bagaimana rekan satu tim terhubung secara emosional dan mental
Bagaimana menerapkan hybrid workforce dengan sukses?
Matt Cain dari Gartner mengungkapkan bahwa Hybrid team harus menetapkan aturan dasar seputar komunikasi yang efektif, fleksibilitas cara kerja seperti bagaiaman dan kapan pekerjaan dapat selesai, hingga memiliki tools atau teknologi yang tepat, di mana pun Anda bekerja.
Hybrid tim dapat berpindah-pindah lokasi kerja secara fleksibel dan aman, meningkatkan produktivitas kerja, dan memiliki keterlibatan yang besar antar karyawan. Untuk melakukan semua ini, Anda memerlukan cloud network connectivity yang simple dan mulus untuk membawa pengalaman “saat di kantor” dengan akses yang aman dan mudah ke semua beban kerja, aplikasi, sumber daya, di mana pun tim berada.
Solusi nyata
Cisco Meraki dapat membantu tim IT untuk mengatasi tantangan hybrid work dengan mengurangi kompleksitas jaringan, keamanan dan IoT melalui solusi teknologi seperti SASE untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda. Mulai dari cloud-based platform, pengguna dapat mengakses portfolio produk terintegrasi melalui open APIs hingga memberikan pengalaman terbaik dalam skala besar di mana saja.
Teknologi dapat membantu organisasi dalam membangun infrastruktur, kolaborasi, dan kelincahan sehingga membuat karyawan semakin mengembangkan pengalaman hybrid work. Untuk engagement yang lebih baik, organisasi dapat menetapkan tujuan bersama dan konsisten saat bekerja di kantor dan di mana saja.