Hewlett Packard Enterprise pada April 2022 lalu mengumumkan inovasi terbarunya HPE Spaceborne Computer-2 (SBC-2), space commercial edge computing dan sudah berjalan di International Space Station (ISS). Inovasi ini berhasil diselesaikan dengan 24 eksperimen penelitian dan mempercepat time-to insight dari sebelumnya hitungan bulan dan hari, menjadi hitungan menit.
Eksperimen tersebut juga melibatkan real-time data processing dan pengujian aplikasi baru untuk membuktikan keandalan di ruang angkasa untuk para astronot. Eksperimen ini mencakup healthcare, image processing, natural disaster recovery, 3D printing, 5G dan Artificial Intelligence (AI).
Dr. Mark Fernandez, kepala peneliti HPE Spaceborne Computer-2 menjelaskan, dengan menghadirkan solusi edge computing dan AI di International Space Station (ISS), HPE telah membantu menciptakan penelitian yang kolaboratif dan memberikan manfaat bagi umat manusia di luar angkasa dan bumi.
Terobosan untuk edge computing dan AI di luar angkasa dengan Spaceborne Compute-2
HPE meluncurkan Spaceborne Computer-2 (SBC-2) ke luar angkasa bekerja sama dengan ISS National Laboratory pada Februari 2021 dan mulai diimplementasi pada Mei 2021. ISS mengimplementasi solusi HPE edge computing dan HPE Edgeline Converged EL4000 Edge system. HPE menyediakan compact system yang kuat dan dirancang untuk edge environment, seperti ruang dan server HPE ProLiant DL360.
SBC-2 adalah bagian dari misi untuk memajukan dunia komputasi secara siginifikan dan mengurangi ketergantungan pada komunikasi saat manusia melakukan perjalanan ke luar angkasa seperti Bulan dan Mars atau planet lainnya. Solusi tersebut menunjukkan bagaimana astronot dapat meningkatkan self-suffiency saat memproses data secara langsung di stasiun luar angkasa secara real-time. Selain itu juga bagaiman astronot mengalami waktu tunggu saat mengirim raw data ke bumi untuk diproses, dianalisis dan dikirim kembali ke luar angkasa.
Memungkinkan komputasi yang lebih cepat dan waktu pengunduhan yang lebih singkat ke Bumi hingga 20.000 kali lipat lebih cepat
Kemampuan edge computing melalui SBC-2 memungkinkan astronot untuk mengirim data ke bumi, baik untuk dianalisis lebih lanjut atau digunakan untuk cara lain, dengan ukuran yang dikompresi dan peningkatan kecepatan secara signifikan. Sebelumnya, 1,8 GB data sekuens DNA membutuhkan waktu rata-rata 12,2 jam untuk diunduh dan diproses di bumi. Dengan hadirnya SBC-2, para peneliti di stasiun luar angkasa dapat memproses data yang sama hanya dalam waktu enam menit dan mengompresnya menjadi 92 KB untuk selanjutnya dikirimkan ke Bumi dalam waktu dua detik.
Spaceborne Computer-2 menyelesaikan 24 eksperimen menggunakan edge computing dan AI
Sejak pemasangannya di ISS, Spaceborne Computer-2 menjalankan puluhan eksperimen dengan memproses data di edge secara real-time. Bagi para peneliti dan organisasi yang mengembangkan kemampuan untuk eksplorasi ruang angkasa seperti Axiom Space, Cornell University, Cumucore, Microsoft, NASA dan Teknologi Luar Angkasa Titan melakukan eksperimen seperti:
- Eksperimen yang berfokus pada peningkatan keselamatan dan kemandirian manusia dengan menggunakan deteksi kerusakan yang didukung oleh AI dalam sarung tangan astronot
- Interpretasi otomatis citra satelit setelah bencana
- Mengaktifkan 3D printing di luar angkasa dengan software yang divalidasi
- Memperluas kemampuan jaringan di ISS dengan prototipe utama 5G
- Mengembangkan kode software untuk menghitung kebutuhan bahan bakar berdasarkan jarak perjalanan ruang angkasa
Apa saja sih penjelasan eksperimen dari beberapa poin di atas? Tunggu artikel selanjutnya.