Photo oleh Antara News
Kebutuhan internet saat ini sangat penting untuk untuk kehidupan sehari-hari, apalagi saat pandemik ini merupakan program pemerintah dan menjadi prioritas nasional yang dihadirkan untuk memberikan layanan internet bagi masyarakat Indonesia.
Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Sayangnya titik jaringan internet di Indonesia belum mendukung untuk pebangunan transformasi digital. Dasar itu juga yang membuat pemerintah mebuat satelit Satria.
Menkominfo menjelaskan peluncuran satelit Satria ini untuk mendukung pembangunan transformasi digital di Indonesia yang diminta Presiden Joko Widodo untuk dipercepat saat pandemik Covid-19.
Satelit satria direncanakan akan meluncur pada 17 Juni 2023, satelit ini diharapkan berperan penting dalam meningkatkan infrastruktur teknologi dan komunikasi dan percepatan transformasi digital itu secara langsung dan tidak langsung mendukung ekosistem pembayaran digital masa pandemik dan setelah keluar dari pandemik.
Mampu menjangkau daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal)
Fungsi utama dari satelit SATRIA adalah memenuhi kebutuhan konektivitas internet dan peningkatan kualitas internet untuk publik melalui pemerataan konektivitas di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Dengan adanya satelit SATRIA ini diharapkan semua layanan publik, pendidikan, fasilitas kesehatan dan administrasi pertahanan dapat terkoneksi dan terjangkau dimanapun dengan baik.
Satria akan memiliki kapasitas 150 Gbps. Kapasitas besar ini diklaim enam kali lebih besar dari yang pernah dimiliki Indonesia sebelumnya.
Satria akan memberikan akses internet pada sekitar 150 ribu titik layanan publik yang sulit dijangkau kabel optik. Akses ini akan membantu mulai dari sekolah hingga layanan kesehatan.
Jumlah tempat yang tersambung dengan internet lewat satelit tersebut adalah 93.900 sekolah, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI.